Ini akan panjang dan kemungkinan besar membingungkan karena banyak informasi palsu disebarkan mengenai kasus ini di awal, artikel secara misterius dihapus, pernyataan bertentangan satu sama lain dan banyak aspek mengenai kasus ini tidak pernah dikonfirmasi. Artikel ini juga tidak akan mencakup setiap bit informasi, meskipun aku (penulis asli - red) mencoba selengkap mungkin, ini memang terlalu banyak
Jadi apa yang terjadi dalam kasus ini sejauh ini?
Pada tanggal 7 Maret 2009, Ja Yeon berenana untuk melakukan perjalanan dengan penyanyi utama 'Two Two' dan 'Duke' Kim Ji Hoon dan istrinya (pada saat itu) Lee Jong Eun ke Jeju.
Saat penampilannya di MBC 'Good Day' beberapa hari setelah Ja Yeon bunuh diri, Jong Eun berbicara mengenai rencana yang telah mereka buat.
'Kami awalnya seharusnya pergi bersama, namun kami baru naik ke pesawat pukul 2:30 pm. Jadi aku mengatakan pada Jayeon "Ambil penerbangan malam".'
Pada pukul 3:15 pm, Jong Eun menerima balasan.
'Aku akan memikirnya selama lima menit lagi.'
Disinilah kontradiksi pertama datang. Satu artikel menyebutkan bagaimana Ja Yeon mengirimkan pesan kepada pasangan tersebut mengatakan dia akan tinggal di rumah dan beristirahat karena dia lelah dan bahwa dia akan pergi dengan mereka di lain waktu. Artikel lain mengatakan Ja Yeon tidak melakukan perjalanan itu karena dia tidak mendapatkan tiket.
Kim Ji Hoon dan Lee Jong Eun |
Apapun alasannya, Ja Yeon tidak pernah pergi. Di hari yang sama, dia ditemukan meninggal, tergantung dari birai tangga oleh kakak perempuannya. Dia diduga telah tinggal bersama kakaknya sejak orang tua mereka meninggal di kecelakaan tahun 1999 silam.
Korea Times melaporkan dia memanggil kakaknya sekitar pukul 3:30 pm hari itu mengatakan dia dibanjiri oleh stres dan ingin mati. Dia dipercaya mengakhiri hidupnya sendiri sekitar satu jam setelahnya sekitar pukul 4;30 pm. Kakaknya menemukannya sekitar pukul 7:30 pm.
Pada tanggal 11 Maret, Chosun Ilbo melaporkan seorang teman telah mengungkapkan bahwa sang aktris meninggalkan pesan kematian yang panjang.
“Ja-yeon akan merasa sedih jika dia tahu orang-orang menganggapnya hanya sebagai pasien depresi yang meninggal bahkan tanpa meninggalkan wasiat. Aku memutuskan untuk mengungkap sebagain dari tulisannya yang ditandai dengan cap jempol untuk menghormati apa yang dia miliki dalam pikirannya. Meskipun pesan tersebut termasuk detail bagaimana dia sakit sejak dia mulai bekerja di bisnis acara untuk menjadi seorang aktris, aku tidak akan mengungkapkan semuanya karena itu bisa menyebabkan kerugian yang tak disengaja kepada lainnya.”
Mereka juga melaporkan bahwa penyebab bunuh dirinya tidak diketahui dan orang-orang berspekulasi itu karena depresi yang menimpanya. Temannya meragukan bahwa itu alasannya, karena dia baru saja sukses dengan perannya di 'Boys Over Flowers'. Seorang perwakilan dari agensi di luar miliknya dikenal sebagai Yoo menulis di websitenya bahwa orang-orang di industri entertainment tahu mengapa dia membunuh dirinya sendiri. Ja Yeon dilaporkan mengaku padanya tentang masalahnya dan dia melihat pesan kematiannya.
Seorang Tn. Yoo Jang Ho kemudian mengklaim Ja Yeon datang padanya dua minggu sebelum kematiannya dan mengatakan padanya tentang semuanya (yang bertentangan dengan pernyataan yang dibuat oleh polisi mengatakan kakak Ja Yeon yang memberikan dokumen itu padanya). Yoo Jang Ho merupakan mantan manajer Ja Yeon, yang meninggalkan agensi yang menaunginya pada tahun 2008 untuk memulai agensinya sendiri.
Mereka juga melaporkan bahwa penyebab bunuh dirinya tidak diketahui dan orang-orang berspekulasi itu karena depresi yang menimpanya. Temannya meragukan bahwa itu alasannya, karena dia baru saja sukses dengan perannya di 'Boys Over Flowers'. Seorang perwakilan dari agensi di luar miliknya dikenal sebagai Yoo menulis di websitenya bahwa orang-orang di industri entertainment tahu mengapa dia membunuh dirinya sendiri. Ja Yeon dilaporkan mengaku padanya tentang masalahnya dan dia melihat pesan kematiannya.
Seorang Tn. Yoo Jang Ho kemudian mengklaim Ja Yeon datang padanya dua minggu sebelum kematiannya dan mengatakan padanya tentang semuanya (yang bertentangan dengan pernyataan yang dibuat oleh polisi mengatakan kakak Ja Yeon yang memberikan dokumen itu padanya). Yoo Jang Ho merupakan mantan manajer Ja Yeon, yang meninggalkan agensi yang menaunginya pada tahun 2008 untuk memulai agensinya sendiri.
Yoo Jang Ho |
Di artikel yang dirilis di awal dituliskan bahwa Yoo mendapatkan pesan Ja Yeon melalui kakaknya dan membuat salinannya. Satu salinan dia kirim ke KBS 'News at 9' dan satu lagi dikirim ke Chosun Ilbo. Namun, Yoo mengklaim telah membakar pesan kematian menjadi abu di depan keluarganya pada 12 Maret, sesuatu yang tidak hanya keluarganya dukung, namun juga disebutkan oleh Jong Eun di 'Good Day' dan bahkan dikonfirmasi oleh polisi. Namun anggota staf KBS mengklaim menemukan pesan tersebut pada tanggal 13 Maret di tong sampah dekat kantor Yoo, tersobek dan sebagian terbakar.
Apakah Yoo telah mendistribusikan pesan tersebut atau jika media benar-benar mendapatkannya dengan menemukannya di sampah sepertinya menjadi isu besar bagi polisi. Pada 26 Maret, polisi belum mulai menyelidiki nama-nama yang disebutkan oleh Ja Yeon di pesan tersebut dan bagaimana itu bocor ke pers. Mereka menginterogasi Yoo selama 10 jam, namuan katanya dia tidak menjawab banyak pertanyaan mereka karena dia tidak ingat.
Dia memang mengaku menunjukkan sebagian dokumen kepada dua reporter pada 9 Maret dan membuat salinan. Dia juga mengatakan dia telah membuang salinannya ke sampah setelah menghancurkannya dan bahwa mungkin staf KBS bisa mendapatkannya dari tempat sampah. Menurutnya, Ja Yeon membuat pesan tersebut untuk mengetahui apakah pimpinan perusahaannya, Kim Sucng Hoon, dapat dihukum secara legal dan memintanya untuk memperoleh penasihat hukum atas namanya. Dia juga mengatakan dia tidak memiliki salinan dari dokumen tersebut lagi dan membantah telah membocorkan pesan tersebut sebelum kematian Ja Yeon.
Pada awalnya Badan Kepolisian Nasional membagikan bahwa Ja Yeon telah menyebutkan 10 nama pejabat publik dan media terkemuka dengan tuduhan pemaksaan seksual, pemerkosaan, dan pemukulan. Mereka juga mengumumkan pesan kematian dibuat di halaman A4. Keempat halaman termasuk sidik jari Ja Yeon dan segel keluarganya. (Seorang informan di Korea Times yang ingin tetap anonim kemudian mengklaim bahwa pesan aslinya sepanjang 7 halaman dan sumber dari Kantor Polisi Bundang setuju dengan teori inidengan mengatakan mereka memiliki versi 7 halaman juga. Yoo kemudian mengklaim sebagai orang yang mengatakannya.)
Setelah memverifikasi keaslian pesan, polisi mengumumkan mereka menemukan bukti kemungkinan “pemerasan, penyerangan, penyalahgunaan wewenang, dan tuduhan suap”. Sebagai tindak lanjut, polisi mengadakan penggerebegan pada gedung yang digunakan sebagai kantor agensi hingga Desember 2008. Mereka mengungkapkan telah menyita 201 barang, termasuk komputer dan kontrak artis.
Pimpinan perusahaan Kim membeli bangungan tersebut pada bulan Agustus 2005 dan pada saat itu, bangunan tersebut memiliki dua lantai. Lantai pertama adalah sebuah bar, sementara kantornya sepertinya berada di lanta dua. Namun Kim juga menambahkan lantai ketiga di bulan Oktober 2007. Pada lantai ini, sebuah kasur single dan kamar mandi ditemukan. Polisi mengumpulkan lima sample DNA dari 4 pria dan 1 wanita.
Kim melarikan diri ke luar negeri pada bulan Maret setelah kematian Ja Yeon. Pada bulan April, perintah penangkapan dikeluarkan. 10 hari kemudian permohonan ekstradisi dibuat oleh pemerintah Korea Selatan kepada Kementerian Kehakiman Jepang. Kepolisian Bundang menolak untuk berkomentar apakah permohonan ini telah dibuat. Pada tanggal 24 Juni, Kim akhirnya ditangkap di Tokyo dengan dasar visa yang melampaui batas.
Setelah menginterogasi Kim, polisi menyuarakan bahwa mereka ingin mendakwa 5 dari 7 pria dalam kasus ini. Namun tidak ada satu pria pun yang dituduh pelecehan seksual oleh Ja Yeon.
Antara April dan Mei, polisi membatalkan semua tuduhan dan kecurigaan kepada pria-pria berpengaruh yang diselidiki. Beberapa dari pria ini tidak diinterogasi hingga 2 hari sebelum polisi menyerahkan semua dokumen berkaitan dengan kasus ini kepada Kejaksaan Negara Korea Selatan.
Akhirnya, hanya pimpinan agensi Ja Yeon, Kim dan manajer Yoo yang ditahan. Kim dituduh dnegan penipuan, melarikan diri dan penyerangan, sementara Yoo dituduh atas fitnah (pencemaran nama baik) oleh Kim (Kim sebelumnnya menuntut Yoo memalsukan pesan kematian karena kebencian, karena Kim telah mengajukan 4 gugatan kriminal dan sipil terhadapnya. Sementara bagian pemalsuan terbukti salah, polisi mengeluarkan pernyataan mengatakan Yoo menghina Kim dengan menyuruh Ja Yeon menulis perlakuan yang dia terima di tangan agensi Kim. Ini diduga berkaitan dengan giugatan lain terhadap Kim dari model pria, juga untuk pelecehan seksual.)
Keduanya dihukum hingga 2 tahun penangguhan penjara dan 160 jam pelayanan masyarakat.
Siapa kelima pria lainnya yang ingin didakwa polisi tidak pernah diungkapkan.
asil positif dari kasus ini pada saat itu adalah Fair Trade Commission mengumumkan pada tanggal 15 Maret bahwa mereka berencana memasok agensi dengan kontrak standard pada pertengahan tahun karena pesan kematian Ja Yeon menaikkan perhatian mengenai ketidakadilan kontrak artis.
Kasus ini menghilang untuk sementara. Hingga 8 Maret 2011, SBS melaporkan bahwa mereka memperoleh beberapa (nomor berkisar antara 23 hingga 50) surat berisi seratus halaman yang ditulis oleh Ja Yeon kepada seorang narapidana berumur 31 tahun dengan marga Jeon, yang diduga teman masa kecilnya. (Pada saat itu polisi mengatakan mereka tidak akan mengungkapkan kejahatan apa yang dilakukan Jeon sehingga dia harus menjalani hukuman, namun kemudia diumumkan bahwa Jeon menjalani hukuman atas pemerkosaan.)
Surat yang diduga dikirim antara 2005 dan 2009 berbicara tentang bagaimana Ja Yeon dipaksa untuk menghibur 31 VIP (disebut sebagai setan) lebih dari 100 kali. Dia juga meminta Jeon membantunya membalas dendam.
“Kapanpun aku diminta untuk berganti dengan gaun baru, itu mengindikasikan bahwa aku akan bertemu dengan setan lainnya, aku menyajikan minuman, menghibur mereka di kareoke dan ruang salon di Gangnam dan bakan di Suwon.”
Apakah surat ini benar atau tiruan masih belum jelas setelah bertahun-tahun ini.
SBS mengungkapkan mereka memiliki analis tulisan tangan melihat surat tersebut dan analis mengonfirmasi tulisan tangan itu adalah milik Ja Yeon. Ini menjadi pertanyaan ketika tiga hari kemudian tim forensik mangatakan surat yang disebarkan oleh SBS dan/atau dimiliki polisi menunjukkan tanda-tanda perusakan dan perbaikan. Sebagian amplop dihilangkan dengan benda tajam. Berdasarkan penyelidik ini dilakukan oleh Jeon untuk menyembunyikan dari mana surat ini dikirim.
Si narapidana juga memiliki beberapa dekorasi menarik di selnya. Rupanya dia memiliki potongan laporan berita tentang kasus menutup sebagian dinding dan tim forensik menyarankan kata 'Aku tidak akan pernah membiarkan kematianmu tak berharga' telah tertulis di sebagian dinding.
Pengirim surat kepada Penjara Gwangju, dimana Jeon menjalani hukumannya, juga dicek dan dari 2439 surat yang dikirim antara November 2003 dan Maret 2010, tidak ada yang ditandatangani oleh Jang Ja Yeon.
Pada tanggal 10 Maret, National Institute of Scientific Investigation secara resmi menyatakan mereka curiga surat tersebut bukan dari Ja Yeon. Dan pada 16 Maret, mereka didukung oleh Yang Hoo Yeol, Pimpinan National Foresensics Service. Setelah membandingkan tulisan Ja Yeon dengan surat Jeon, dia menyimpulkan banyak kesalahan tata bahasa dalam surat yang sejalan dengan kesalahan yang dibuat oleh Jeon di surat pribadinya. Dia mengumumkan mereka meyakini surat tersebut direkayasa oleh Jeon. Yang bertentangan dengan pernyataan sebelumnya.
Ketika ditanya apakah DNA dan sidik jari Ja Yeon hen ditemukan di surat itu, NSF memberikan jawaban yang agak membingungkan.
“Itu bukan tugas kami, itu terserah polisi.”
Agak tanpa pemberitahuan di hari yang sama, polisi menginformasikan media bahwa tidak ada DNA maupun sidik jari Ja Yeon yang ditemukan di surat, bahwa Jeon telah mengatakan kakak iparnya dia telah membuat surat dari infromasi yang tersedia di internet (namun dia membantah pemalsuan surat) dan bahwa dia memiliki 300 kliping baru. Mereka juga menuduh Jeon menderita penyakit jiwa dan schizophrenia serta mengklaim Ja Yeon juga mengalami penyakit jiwa, meskipun ini tidak pernah dibuktikan secara publik.
Masalah dari teori Jeon memalsukan semua surat ini adalah dia membutuhkan akses ke internet dan lebih sepsifiknya ke website yang mempublikasikan daftar yang bocor. Website ini ditutup sangat awal di tahun 2009. Hal yang ilegal bagi berita Korea Selatan atau layanan Pers untuk mempublikasikan daftar tersebut.
Juga tidak jelas siapa yang menemukan surat tersebut. Hanya diklaim bahwa SBS memiliki surat tersebut, namun juga diklaim bahwa seorang karyawan penjara menemukan surat tersebut dan bahwa seorang petugas polisi adalah yang menemukan surat tersebut.
Entah surat tersebut asli atau tidak, media masih menggunakannya dan banyak cerita dibuat. Sedangkan bagian publik dan swasta pertama hanya berbicara mengenai 10 pria asli dari pesan kematian, mereka sekarang berbicara mengenai 31 pria yang mana diantaranya entah 9 didakwa atau semuanya bebaskan. Tidak ada yang bertanya kapan 21 pria lainnya menjadi tersangka dan diinterogasi, atau bagaimana mereka terkait dengan kasus tanpa surat.
Kasus ini ditutup kembali tanpa jawaban yang sebenarnya ditemukan dan semuanya tenang kembali.
Meskipun tidak sepenuhnya. Pada tahun 2014, dua cerita memberi sedikit cahaya pada kasusnya lagi.
Pada 18 April 2013, film NORIGAE dirilis. Film ini menyatakan di awal bahwa itu tidak berdasarkan kisah nyata, namun ceritanya terdengar sangat mirip dengan apa yang Ja Yeon alami dan media membandingkan kedua cerita di review mereka.
Seorang aktris muda, Jung Ji Hee, bunuh diri, dan media merespons dengan mengecam eksploitasi seksual yang merajalela dari para pemain yang berjuang di industri hiburan. Terungkap bahwa sang aktris secara brutal dimanfaatkan oleh seorang mogul (pejabat tinggi) surat kabar, sutradara film dan produser siaran. Tanpa testimoni dari korban, terdakwa berdiri di pengadilan tanpa penuntut, dan ruang sidang terikat dimana tidak ada satu orang pun yang berani bersaksi. Lee Jang-ho, yang pernah menjadi jurnalis jagoan, sekarang penyiar web yang gagal, ikut serta dalam pencarian bukti nyata untuk membuktikan kesalahan para pelaku: buku harian sang aktris. Dapatkah dia membawa kebenaran ke jalan terang dan para terdakwa ke pengadilan?
Pada tanggal 12 Desember, Ji Hoon ditemukan bunuh diri di hotel tempat dia tinggal. Dia adalah salah seorang yang ingin kebenaran terungkap dan merupakan salah satu yang mana Ja Yeon mempercayakan rahasianya, seperti yang diungkapkan juga di episode 'Good Day'. Ketika reporter dari acara tersebut menanyakan padanya apakah benar Ja Yeon dipanggil ke tempat yang 'tidak diinginkan', dia menjawab ya dan mengingat insiden saat Ja Yeon tinggal di rumah pasangan tersebut dan memberi tahu mereka mengenai salah satu kejadiannya.
"Aku mendengar kisah seperti ini ketika kami minum soju bersama. Dia bertanya padaku 'Apakah ini benar?' dan aku menjawab ' Itu konyol'. Bagaimana kamu menggambarkan cerita seperti itu?' Itu tidak masuk akal. Aku ingat mengatakan padanya untuk tidak pergi."
Dia melanjutkan dengan menyatakan perasaannya mengenai situasi tersebut.
"Aku berharap orang-orang yang terlibat tahu apa yang mereka lakukan pada Ja Yeon itu salah dan bahwa mereka memiliki hati dan merasa menyesal."
Perubahan besar yang ditunggu kasus ini, datang pada Mei 2018, ketika departemen spesial independen dari Kementerian Keadilan menyarankan investigasi spesial dibuka untuk kasus Ja Yeon. Sebelum masa kadaluarsa kasus habis untuk salah seorang tersangka (jurnalis yang menjadi politisi 'Cho'). Kasus pelecehan seksual secara resmi dibuka kembali dan dipimpin oleh pimpinan jaksa penuntut Hong Jong Hee di Kantor Pengadilan Distrik Seoul Pusat.
Pada bulan Juni, mantan kolega Ja Yeon muncul dengan pernyataan saksinya di 'News Room'. Diidentifikasi sebagai Yoon, aktris ini berbicara tentang pesta ulang tahun yang dihadiri olehnya dan Ja Yeon. Pesta ulang tahun diadakan untuk pemegang saham utama perusahaan dan Ja Yeon harus menghadirinya atas permintaan CEO-nya. Yoon mengungkapkan dia dan Ja Yeon keduanya menari dengan para hadirin, sesuatu yang dirinya sendiri juga tidak suka. Ketika dia membuat komentar mengenai hal itu kepada Ja Yeon, dia hanya merespons dengan mengatakan Yoon naif dan tidak tahu setengah dari hal-hal yang dia lakukan.
Dia juga teringat sebua insiden pada malam itu dimana Ja yeon kembali dari menari dan kemudian ditarik oleh Co untuk duduk di pangkuannya.
“Sembilan tahun telah berlalu sejak insiden tersebut. Aku masih ingat dengan jelas apa yang terjadi pada hari itu. Sebagai aktris rookie (pendatang baru), itu adalah pertama kalinya bagiku untuk melihat apa maksud dari 'menyajikan minuman'. Itu adalah pertama kalinya aku melihat Cho, dan pertama kali melihat Jang dilecehkan secara seksual.”
(...)
“Itu sangat kuat. Aku ingat, Jang berusaha berdiri berkali-kali, tapi dipaksa untuk duduk lagi dan lagi. Sementara itu, dia menyentuh dimana dia seharusnya tidak boleh .”
(...)
“Aku pikir itu aneh, mereka seperti percaya Cho, yang ditunjuk sebagai pelaku. Aku baru berusia lebih dari 20, tidak bisa menilai situasi dengan baik, namun bakan bagiku, itu aneh. Setelah investigasi, aku belajar bahwa istri Cho adalah seorang jaksa.”
Tim investigasi saat ini mengungkapkan bahwa mereka menemukan satu dari jaksa senior memang diminta untuk memberi perlakuan spesial kepada Cho karena istrinya merupakan jaksa penuntut pada tahun 2009 silam.
Pada tahun 26 Juni, terungkap bahwa Cho (sekarang diidentifikasi sebagai Cho Jae Joon) telah didakwa tanpa penahanan. Polisi menetapkannya atas tuduhan pelecehan seksual terhadap Ja Yeon.
Pada penyelidikan awalnya, Cho telah menyangkal klaim yang dibuat oleh Yoon karena memaksakan dirinya pada Ja Yeon dan mengatakn pada polisi bahwa pria lain yang memaksakan dirinya pada Ja Yeon. Ketika pria yang Cho identifikasi sebagai pelaku ternyata tidak hadir di pesta, kasus ini dikirimkan ke jaksa. Kejaksaan Distrik Suwon mengambil alih kasus ini, namun membersihkannya karena kekurangan bukti yang kredibel.
Investiasi ulang mengungkapkan bahwa pernyataan saksi telah konsisten dan menemukan kurangnya perilaku dari sisi penyelidik. Dalam satu bagian dari penyelidikan, penyidik mengecek catatan keuangan Ja yeon untuk kemungkinan deposit dari pengeksploitasi seksual. Salah satu deposit terhubung dengan Cho, namun penyidik menerima klaim Cho bahwa itu merupakan semacam 'uang saku' untuk membantu dengan situasi yang sulit.
Pada episode 'News Room' Yoon juga mengungkapkan Ja Yeon telah berjuang dengan kesulitan finansial setelah menolak 'tawaran' dari salah satu perwakilan perusahaan.
Dia juga menyebutkan bagaimana dia menjadi saksi dari kasus ini sejak awal dan telah memberikan polisi bukti untuk mendukung kasus Ja Yeon, namun polisi tidak mau mendengarkannya. Dia bersaksi 13 kali, namun tidak ada satupun pernyataannya yang direkam atau didokumentasikan.
Pada tanggal 31 Juli, sebuah episode dari 'PD Note' berbicara pada beberapa penyidik yang ditugaskan pada kasus ini tahun 2009 silam. Mantan kepala polisi Gyeonggi Cho Hyun Oh mengungkapkan dia dihubungi oleh Chosun Ilbo saat penyelidikan aslinya.
“Aku secara pribadi merasa terhina dan juga sangat malu. Aku mengingat Chosun Ilbo protes keras. Menyebutkan kekuatan politik, itu mengancamku. Dia meminta untuk tidak menyebut nama CEO Chosun Ilbo Bang Sang-hoon."
Petugas lainnya juga mengungkapkan bagaimana salah satu editor dari outlet berita mengunjunginya dua atau tiga kali, mengatakan Bang tidak bersalah dan bahwa itu akan memberi lebih banyak kerusakan dari pada kebaikan untuk membuatnya datang ke kantor polisi untuk diperiksa. Hasilnya, Bang diinterogasi di ruang pertemuan perusahaannya selama 35 menit.
Legislator Lee Jong Kul juga diminta untuk tidak menyebutkan nama Bang secara publik, permintaan tersebut ditolak. Chosun Ilbo kemudia menginformasikannya mereka akan mengambil tindakan hukum terhadapnya.
Namun, Chosun Ilbo membantah telah melakukan semuanya dan mengatakan mereka tidak memiliki maksud untuk mempengaruhi penyelidikan.
Pada Desember 2018, tim investigasi spesial mengumumkan mereka sedang menyelidiki mantan Menteri Keadilan Kwon Jae Jin, pimpinan dari pembuat minuman keras terkemuka Korea 'Hintro' Park Moon Deok dan CEO Hotel Koreana Bang Yong Hoon. Ketiganya bertemu dengan Ja Yeon saat makan malam tahun 2008 lalu. Kwon diduga diundang ke makan malam oleh Park dan tim investigasi ingin tahu kenapa dia ada di makan malam tersebut. Mereka juga ingin tahu jika dia campur tangan dalam penyelidikan aslinya, karena tidak ada sosok berpengaruh yang disebutkan oleh Ja Yeon dituntut.
Di bulan yang sama, mereka juga mulai menyelidiki mantan CEO TV Chosun Bang Jeong Oh. Pada tanggal 12 Desember, Bang mengelak klaim yang telah dibicarakan dan bertemu dengan Ja Yeon pada beberapa kesempatan dan dia berencana mengambil tindakan hukum terhadap laporan terkait.
Pada tahun 2009, Bang mengakui telah pergi ke pesta minum dimana Ja yeon juga hadir, namun dia tetap pada pendiriannya saat itu: dia pergi setelah satu jam. Setelah itu, dia tidak berbicara ataupun bertemu dengan Ja Yeon.
Pada Agustus 2018, petisi Blue House dibuat, meminta pemerintah menjamin keselamatan Yoon. Yoon, yang sekarang dikenal sebagai aktris Yoon Ji Oh, sebelumnya tidak maju ke depan wartawan, karena polisi tidak akan menyediakannya perlindungan. Setelah dia bersaksi untuk pertama kalinya, dia mengatakan dia tidak bisa menjalani kehidupan normal lagi. Dia haru berpindah berkali-kali dan sutradara tidak mau memilihnya lagi. Dia bahkan mendengar salah seorang sutradara menyebut namanya dikeluarkan dari daftar pemain karena dia bersaksi pada kasus Ja Yeon. Dia mengungkapkan ini adalah alasan dia pindah ke Kanada.
Pada tanggal 5 Maret tahun ini, Yoon merilis '13 Pernyataan'. Itu berbicara tentang kecurigaan atas proses penyelidikan terhadap daftar saat itu dan buntut kematian Ja Yeon.
"Ini adalah rekaman kebenaran bagiku dan dia. Ini rekaman hal-hal yang seharusnya tidak akan pernah terjadi lagi dan penyesalan atas bagaimana kami tidak bisa melanjutkan mimpi kami".
"Aku merasa bersalah bahwa aku tidak melihat, tidak menyadari tangan yang dia berikan padaku, dan membuat pernyataan ketigabelas. Semua tahun-tahun ini aku diam saja, dan aku mengatur pikiranku. Sekarang aku hanya ingin dan berharap kebenaran akan terungkap".
Dia juga mengonfirmasi dia telah melihat empat halaman pesan kematian Ja Yeon dan nama-nama yang telah ditulis. Dia mengungkapkan dia melihat nama-nama tiga jurnalis dari outlet berita yang sama dengan marga yang sama dan nama anggota parlemen dengan marga yang unik. Dia juga menyebut nama-nama ini kepada tim investigasi pada 12 Maret, ketika dia dibawa untuk diinterogasi.
Pada tanggal 13 Maret, kejaksaan mengungkapkan Yoon akan disediakan langkah-langkah keamanan. Yoon menggunakan Instagramnya untuk mengungkapkan dia tinggal di penginapan yang disediakan oleh Kementeran Kesetaraan Gender dan Keluarga. Polisi akan memulai program pengawasan spesialnya untuk menjamin keselamatan sang aktris sehari kemudian.
Dia juga mencurahkan frustasinya tentang kasus Ja Yeon terabaikan karena kasus lain yang provokatif setiap kali kasusnya muncul. Sekarang, kasus dengan Burning Sun dan skandal Jung Joon Young (JJY) mengubur berita tentang progres yang dibuat dalam kasus ini.
Pada tanggal 16 Maret, Yoon mengunggah di Instagramnya untuk menjelaskan mengapa dia tidak mengungkapkan nama orang-orang yang ada di daftar Ja Yeon.
"Kalian bilang orang yang pertama, jadi apakah aku bukan orang? Aku yakin banyak diantara kalian yang sudah tahu bahwa aku muncul dengan risiko.
Lebih mudah mengtakan sebuah rahasia dari pada menjaganya. Selama sepuluh tahun, aku hanya berbicara pada polisi jaksa legal, dan aku telah hati-hati mengenai menyebutkan nama orang yang sudah meninggal. Aku tidak pernah menghindari ke13, tidak 14 kali ini, penyelidikan, dan aku akan terus tidak akan menghindari penyelidikan yang akan datang.
Sosok yang disebutkan di dalam daftar yang mana banyak orang dan media fokus padanya. Alasan mengapa aku tidak mengungkapkan mereka bukan karena aku berusaha melindungi mereka. Itu untuk menyiapkan lebih banyak kesaksian yang akan datang dan juga pertarungan jangka panjang yang mungkin akan berakhir kapan saja.
Jika aku menuntuk mereka atas pencemaran nama baik, mereka akan dengan cepat mengubahku, seorang saksi, menjadi tersangka pencemaran nama baik, dan mereka memiliki kekuatan untuk melakukannya. Dan aku tidak ingin menghabiskan sepeserpun untuk mereka dengan sia-sia. Mereka telah memeran dan mengeksploitasi uang sangat banyak, jadi mengapa aku harus melakukannya?
Aku yakin pers selalu sama. Siapa dia? Siapa yang disebutkan di daftar? Bisakah kalian menanggung beban hidupku sebagai gantinya dan membuat pengorbanan? Aku memandang rendah beberapa reporter yang terobsesi dengan jumlah klik dengan laporan sensasional dan lebih menstimulasi dari pada melaporkan secara faktual keadaannya.
Bukan saksi yang harus mengungkapkan orang di daftar. Itu hanya tepat untuk merenungkan dan menyelidiki ulang penyelidikan yang salah yang ditemukan melalui proses penyelidikan dan tidak bisa diungkapkan.
Memang benar bahwa aku juga butuh menggunakan media, yang tidak peduli tentang keselamatanku atau tanggung jawabku. Mengapa? Ini kisah yang harus dilihat oleh pelaku, dan sekarang mereka harus bersembunyi dan menghindar karena kebenaran yang mereka sembunyikan hingga saat ini. Bukan keputusan yang mudah bagiku juga. Aku telah mengatakan pada banyak orang yang menanyakanku apa kewarganegaraanku berkali-kali di siaran. Aku warga negara Republik Korea.
Keluargaku mendapatkan kewarganegaraan asing. Namun kakak laki-lakiku suka rela bergabung dengan Augmentasi Korea untuk Tentara Amerika Serikat, meskipun dia tidak harus pergi wajib militer. Mengapa? Karena dasarnya adalah orang Korea. Ayahku suatu ketika mengatakan bahwa pria di Korea harus masuk tentara dan kakakku setuju.
Mungkin ini bukan keputusan yang mudah untuk dibuat di usia yang sangat muda, dan itu menguatkan kepercayaanku untuk menjalani hidupku dengan melihat ibu dan ayahku yang membantu membentuk pola pikir seperti itu karena mereka membantu kami tumbuh besar. Sebagai seorang wanita, aku punya banyak yang yang tidak menjadi masalah bahkan jika aku mendapatkan kewarganegaraanku. Aku akan mendapaykan banyak keuntungan, namun melakukan ini merupakan kebanggaan terakhirku dalam menginginkan untuk hidup sebagai orang Korea. Di tanah air yang aku cintai, aku menemukan ini kenyataan yang patut disayangkan disingkirkan ini sangat konyol."
Dan sekarang?
Kantor Kejaksaan Agung telah menyatakan mereka akan memperpanjang waktu penyelidikan untuk menegakkan keadilan pada kasus Jang Ja Yeon dan dua kasus lainnya, namun Departemen Kehakiman telah menunjukkan oposisi. Menurut mereka, sulit untuk memperpanjang aktivitas tim investigasi untuk waktu lain lagi. Proses penyelidikan awalnya harus berakhir pada 30 Juni 2018, namun peraturan mengizinkan perpanjangan satu kali 3 bulan. Peraturan ini direvisi, yang mengizinkan penyelidikan terus beroperasi hingga akhir 2018. PAda bulan Desember, tim meminta tambahan waktu, yang mana mereka dapatkan.
Harapan satu-satunya saat ini adalah opini publik akan menggoyahkan mereka dan petisi Blue House telah dibuka. Pada saat artikel ini dipublish, petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 544 ribu tanda tangan. Petisi ini masih dibuka dan bisa ditandatangani di sini.
Batas akhir penuntutan saat ini dijadwalkan pada 31 Maret.
Sr: allkpop
Trans & rewrite: Bebek K-po
-Kwik-
0 comments:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan Komentar kalian !
Satu Komentar kalian memberikan motivasi bagi Kwik, Kwek, Kwak untuk menulis info & review terbaru
Terimakasih😊
No SARA!