[POJOK MUSIK] Review Victon Debut dengan Mini Album "Voice to New World"

20161109_seoulbeats_viction_plana

Tahun ini adalah tahun pertama untuk Plan A, label A Pink akhirnya mendebutkan boy grup pertama mereka. Victon mengeluarkan mini album debut mereka, Voice to New World, secara digital pada tanggal 8 November yang bersis 6 lagu. Ketujuh bocah lelaki ini tergabung dalam kelompok yang terdiri dari 6 vokalis dan 1 rapper: Seungwoo, Seungsik, Byungchan, Chan, Sejun, Subin dan Hanse secara berurutan, berdasarkan usia dari Seungwoo 23 tahun hingga maknae Subin 18 tahun. Mereka sudah mulai diperkenalkan oleh Plan A mulai Agustus lalu, dan memiliki variety show bernama Me and 7 Men (미.칠.남(Me7Nam)) yang tayang di 1TheK. Mereka juga mengeluarkan pre-debut kolaborasi dengan Huh Gak, “Begin Again”, yang memiliki nuansa keindahan perkemahan yang menyenangkan. Bocah-bocah ini melanjutkan dengan keindahan cahaya neon untuk style debut album, yang sangat cocok dengan genre lagu mereka. Albumnya menjaga nuansa funk 90-an di dalamnya melalui setiap lagu, dan berisi cerita tentang seorang lelaki yang diacuhkan oleh pacarnya namun dia mau tidak mau harus tetap bersamanya. Namun, diantara lagu-lagu tersebut tidak benar-benar ada perubahan style dan genre di dalam album, yang membuat lagu-lagu di dalamnya hampir bercampur satu sama lain seiring dengan progres album.

“What Time is it Now?” membuka album dengan suara detik jam yang semakin cepat dan bercampur dengan latar belakang synth sebagaimana lagu mendadak meledak. Lagu ini memulai album dengan suara retro bergaya swing yang lebih cepat dari perkiraan, menarik pendengar lebih dalam. Pre-chorus detail yang dibangun dengan efek suara tepuk tangan di belakang vokal memberikan rasa pasang surut dan aliran lagu. Secara lirikal, ini merupakan lagu pop; para member bernyanyi tentang bagaimana mereka menunggu seorang gadis tapi mereka tidak ingin terus menunggu jika dia terus mempermainkan mereka, menjaga tema tetap sesuai dengan album keseluruhan. Sejun, salah satu vokalis, memulai lagu dengan bagian ucapan kata mendalam yang mengejutkan.


Untuk lagu yang lebih bertempo cepat dibandingkan dengan lagu lainnya dalam album, mode tarik-ulur dalam tempo membantu “What Time is it Now?” menonjol diantara lagu funk lainnya. Plan A juga merilis trailer performance untuk lagu ini, hampir sebagai pre-release album ini. Keindahan monokrom hitam pada trailer tidak terlalu cocok dengan style warna ceria yang dimiliki Victon sejak sebelum debut. Namun video ini mampu menekankan kemampuan dance para member yang luar untuk grup rookie.

Lagu kedua adalah lagu title album, “I’m Fine”. Judul koreanya, “아무렇지 않은 척”, diterjemahkan secara langsung menjadi “Bersikap Seperti Tidak Ada yang Salah”. Tidak seperti lagu Big Bang dengan judul yang sama, ini bukan merupakan ode kasar dan emosional kepada mantan pacar. Lagu ini berisi cerita seorang lelaki yang menyembunyikan perasaannya di depan pacarnya, yang tidak benar-benar membalas perhatian yang diberikan padanya. Untuk lagu yang ternyata dalam, terutama untuk lagu debut boy grup, musiknya tidak sesuai dengan lirik, dan sayangnya begitu pula di MVnya.


Lagunya sendiri tidak terlalu mengesankan; dia memiliki suara retro pop funk yang sama dengan lagu pertama, namun dengan tempo yang lebih lambat dan instrumentasi yang sedikit berbeda. Juga ada kurangnya pembangunan lagu dengan akhir yang tidak pernah benar-benar mencapai klimaks yang jelas. Lagu ini dinyanyikan dengan bahagia yang membuat aspek lirikal dan musikal menjadi tidak nyambung. Goresan rekaman dan chord bel yang lembut di akhir frasa menciptakan suara yang lebih lembut dari yang diberikan oleh snare dan driving drums, mencegah lagu menjadi tertutup oleh beat sepenuhnya. MVnya sendiri sangat cute; mereka memainkan 무궁화꽃이 피었습니다 dengan Naeun A Pink sebagai pemeran utama wanita, dengan warna neon dimana-mana dan filter kamera muted blur di seluruh MV memberikan nuansa ceria yang sesuai dengan genre lagu.


“Your Smile and You”, lagu keempat dalam mini album ini, dimulai dengan iringan piano yang emosional di belakang vokal yang sangat tulus. Drum masuk di sekitar permulaan pre-chorus, yang memberikan style musik yang sama dengan lagu lainnya, namun lebih menciptakan jam lambat dari pada ballad secara langsung. Secara vokal, lagu ini tidak memiliki sesuatu yang spesial. Tidak ada member yang sangat menonjol dalam hal tone, vibrato atau range vokal yang mana, untuk sebuah grup dengan banyak penyanyi, agak sedikit mengkhawatirkan.

Seungwoo menyanyikan nada tinggi pada chorus, dan sementara dia berhasil mencapainya, penempatan vokal dan tone-nya membuatnya terdengar seperti teriakan, meskipun mungkin karena vokal yang dia nyanyikan ketika mencapai not tersebut. yang menarik untuk diperhatikan adalah bahkan Sejun, visual, dan Seungwoo, yang secara teknis adalah bagian dari rapper, memiliki porsi menyanyi yang sama dengan lainnya, dan tidak tersingkirkan dengan hanya memiliki satu baris bagian. Penebusan kualitas lagu ini terletak pada latar belakang paduan suara multi-vokal pada saat chorus, yang memberikan sedikit tambahan identitas pada lagu yang sangat kurang. Dinyanyikan secara live pada showcase, lagu ini memiliki sedikit koreo dengan standing mic yang selalu menarik untuk dilihat.

Lagu terakhir dalam album ini adalah “Begin Again” versi hanya-Victon, lagu duet mereka dengan sesama artis Plan A Huh Gak. Lagu dibuka dengan solo gitar akustik yang ceria dan penuh nostalgia kemudian beralih menjadi lagu rolling pop dengan semua keunikan instrumental dari lagu sebelumnnya, namun disinilah semuanya membuahkan hasil yang bagus. Siulan pada akhir chorus membawa kesan nostalgia sedih, seperti bagaimana efek suara tersebut biasanya digunakan dalam lagu K-pop lainnya. Lagu ini bercerita tentang mengenang mantan kekasih dan berharap dapat kembalil ke masa itu, dan secara musikal lagu latar belakang bekerja lebih baik dengan lirik di sini dari pada di tempat lain, yang merupakan kesimpulan yang sesuai dari keseluruhan alur cerita dari album ini.


MVnya bersetting Victon mendirikan kemah dengan Huh Gak sebagai Pramuka bohongan dilengkapi dengan mengumpulkan kayu bakar, bermain dengan boneka beruang raksasa, mencoba menyalakan api unggun dan bermain catur. Dengan banyak adegan menatap kejauhan dengan sendu, pewarnaan pastel yang lembut dan cahaya matahari sore yang samar, The MV has Victon setting up a campsite with Huh Gak as pseudo-Boy Scouts complete with gathering wood, playing with giant stuffed bears, trying to start a campfire and playing chess. With lots of gazing into the distance wistfully, light pastel coloring and hazy late afternoon sunlight, secara memadai menyampaikan rasa rindu yang diutarakan dalam lagu.

Secara keseluruhan, ini merupakan mini album debut yang solid. Style album konsisten di keseluruhan lagu, namun kurang variasi antar lagu membuat album terasa seperti sebuah lagu yang sangat panjang. Retro funk adalah genre musik yang sangat bagus untuk dibuat, terutama dengan kesuksesan “Uptown Funk” di US, namun ketika semuanya berupa retro funk, hal itu menghilangkan konsep fun dan kebaruannya. Sebagian besar lagu tidak memiliki hook yang catchy untuk menarik pendengar, yang dapat menjadi kunci dalam memperoleh fandom internasional lebih awal. Para member sangat cute dan lucu, terutama dalam variety show mereka, yang mana harus kalian tonton; mereka menwujudkan konsep pacar yang playful dan tekun dengan baik sebagai grup rookie. Victon masih memiliki perjalanan panjang yang harus ditempuh dari sini, tapi semoga mereka akan terkenal seterusnya.

Rating: 3.0/5

Sumber: Rose on Seoulbeats

-PsychOtaku-

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan Komentar kalian !

Satu Komentar kalian memberikan motivasi bagi Kwik, Kwek, Kwak untuk menulis info & review terbaru
Terimakasih😊

No SARA!