[REVIEW FILM] The Battleship Island ( 군함도- Goonhamdo) (2017)



Sutradara : Ryoo Seung-Wan
Penulis: Ryoo Seung-Wan, Shin Kyoung-Il
Produser: Jo Sung-Min, KAng Hye-Jung
Cinematographer: Lee Mo-Gae
Tanggal Rilis: 26 Juli 2017
Durasi: 132 min.
Genre: Period-1940 / Action / Island
Distributor: CJ Entertainment
Language: Korean
Country: South Korea

Pemeran Utama:
Hwang Jung-Min : Lee Kang-Ok
So Ji-Sub : Choi Chil-Sung
Song Joong-Ki : Park Moo-Young
Lee Jung-Hyun : Mal-Nyeon
Kim Soo-Ahn : So-Hee
Kim In-Woo : Daisuke Shimazaki
Kim Joong-Hee : Yamada

Plot
Pada masa penjajahan Jepang, kurang lebih 400 orang Korea - yang dipaksa pergi ke 'Battleship Island' untuk menjadi tukang tambang batu bara, berusaha melarikan diri.

Lee Kang-Ok (HwangJungMin) adalah ketua band di Kyungsung Hotel. Ia memutuskan untuk pergi ke Jepang demi melindungi putrinya, tapi ditangkap paksa ke 'Battleship Island', ia  tertipuan dengan bujukan akan mengantarkannya ke Jepang. Selama di 'Battleship Island' ia melakukan apa pun untuk melindungi putrinya.

Choi Chil-Sung (SoJiSub) ada petarung top dari Kyungsung (nama lama untuk “Seoul”). Ia membuat banyak masalah di 'Battleship Island', tetapi sebenarnya ia adalah orang yang baik hati.

Park Moo-Young (SongJoongKi) adalah bagian dari grup kemerdekaan Korea. Ia menyelinap ke 'Battleship Island'untuk menyelamatkan anggota grup kemerdekaan Korea.

-Asianwiki-

Kontroversi:
Ada bebeberapa kontroversi tentang penggambaran pulau hashima (yang adalah 'Battleship Island') sebagai 'Pulau Neraka- Hell Island'. Surat kabar Jepang memberikan tuduhan bahwa film ini telah memanipulasi kebenaran yang terjadi. Namun sutrada Ryoo Seung-wan menegaskan bahwa film ini bisa dikategorikan sebagai "non-fiksi" dan dibuat untuk menggambarkan  "bagaimana perang merubah manusia menjadi monster" dari pada membangkitkan sentime anti Jepang.
Dalam cuplikan komentar yang dirilis pada bulan Mei, Ryoo telah menyatakan bahwa dia telah terinspirasi untuk mengatur alur cerita fiktif "para tahanan kabur" di pulau ini setelah melihat pemandangan dari pulau yang berbentuk unik ini.
-wikipedia-

Review:
Alasan Kwak menonton film ini adalah sejarah kelam pulau Hashima atau yang dijuluki Gunkajima (dalam bahasa Jepanng) /Gunhamdo (dalam bahasa korea)/Battle Ship Island (dalam bahasa Inggris) bagi orang Korea. Menurut Arirang TV, Pada tahun 1940-1945, sebanyak 400-800  orang Korea serta Cina diculik untuk  kerja paksa di tambang batu bara milik Jepang. 'Tercatat' sekitar 120 orang Korea harus meregang nyawa. Masih teringat lekat diingatan Kwak, salah satu episode Infinity Challenge dua tahun yang lalu, dimana Haha dan Yoo Jaesuk mengunjungi para saksi sejarah yang diculik untuk kerja paksa di Jepang (tidak hanya di Hashima). Ditahun 2015 Hashima diakui oleh UNESCO sebagai cagar alam bukti kemajuan perindustrian Jepang.  Sayangnya kejadian kerja paksa yang terjadi di Hashima tidak di akui Jepang. Mereka mengakui pekerjaan orang Korea saat itu di Hashima berat/keras tapi bukan kerja paksa seperti kata pihak Korea Selatan. Inilah yang membuat Kwak menaruh minat terhadap film ini. Tentu deretan aktor yang memukau membuat Kwak makin tertarik untuk menonton film ini.

Film #BattleShipIsland berusaha menggambarkan kondisi rakyat Korea di pulau Hashima saat itu. Kwak sendiri tidak yakin apakah saat itu benar terjadi kericuhan peperangan yang digambarkan oleh film ini karena Kwak juga belum menemukan catatan sejarah saat kejadian itu. Ditambah lagi dengan fakta  Hashima berada di puncak kemakmuran di 1959, dan ditutup tahun 1974. Sedangkan kejadian di film ini berfokus ditahun 40an, periode penculikan dan kerja paksa rakyat korea oleh pemerintah Jepang. Jadi Kwak percaya film ini nggak bisa dibilang 90%  bahkan100% adalah kisah nyata.

Film ini cukup detail menurut Kwak, penggambaran orang-orang yang diiming-imingi untuk bisa memperbaiki hidup di Jepang malah diculik dan dipaksa bekerja dengan kondisi tidak manusiawi. Para wanita dipaksa menjadi wanita penghibur atau pembantu, sedangkan para pria dipaksa bekerja ditambang batu bara bawah tanah yang penuh resiko kematian.

Setiap karakter cukup digambarkan dengan menarik: Lee Kang Ok seorang ayah yang rela melakukan apa saja demi putrinya Sohee, Mal Nyeon wanita Korea yang harus menjadi wanita penghibur di Hashima dengan karakter yang penuh percaya diri dan menurut Kwak cukup wonder woman, atau Chil Sung keinginannya memberontak tidak lah salah karena dibalik pemberontakan itu yang dia inginkan kebenaran, kebebasan & melawan ketidak adilan. Dan Park Moo Young yang awalnya memiliki misi penyelamatan tokoh anggota kemerdekaan Korea beralih memperjuangkan kebebasan rakyatnya . Serta karakter-karakter lain yang penggambaran karakter mereka cukup jelas dan apik.

Sayangnya ini juga menjadi kelemahan, terlalu banyak karakter (walaupun digambarkan cukup apik) di sebuah film berdurasi kurang lebih dua jam cukup membuat Kwak mabuk. Alur cerita jadi terkesan loncat-loncat sehingga Kwak kurang bisa bernafas karena belum selesai meresapi satu adegan atau kondisi satu orang  sudah disuguhi adegan lainnya.

Kwak pribadi sangat menyukai kisah Lee Kang Ok dan So Hee. Untuk Kwak, kisah mereka terasa sangat romantis, cinta kasih ayah dan anak. Sedangkan Chilsung dan Mayeon - ketimbang romantis ala Juliet dan Romeo, kisah cinta mereka lebih Heroik.

Akting para aktor film ini nggak perlu diragukan. Kwak sendiri tidak pernah dikecewakan dengan akting Hwang Jungmin yang bisa memberikan kesan komikal tapi juga serius dan Kim Soo Ahn sangat serasi di sisinya. Dan totalitas Seo Jisub selalu macho dengan peran garang seperti Chilsung, dan nggak diragukan Song Jongki, yang berperan sebagai Moo Young masih tetap berlatar belakang militer di film ini.

Aksi dan efek action dan peperangan (serta penyiksaan) di film ini keren dan terkesan real. Saking real-nya, Kwak saranin jangan niru Kwak makan bakso sambil nonton film ini kalau kalian nggak mau ngerasa cukup mual. Pembuatan set film yang menyerupai lokasi asli pulau Hashima secara detail juga perlu diacungi jempol.

Film ini Kwak rekomendasikan untuk yang doyan film perang atau yang tertarik dengan sejarah Korea. Kalau pencinta film dengan genre lain mungkin akan kesulitan untuk menonton film ini, kecuali ketika oppa deul nongol dilayar (karena oppa adalah vitamin! Yes!). Kwak saranin bisa baca-baca sejarah /nonton acara sejarah Korea tentang Hashima biar lebih mendalami dan nyambung selama nonton film. Kwak pribadi berharap Indonesia bisa punya film perang dengan kualitas sebagus ini.

-Kwak-

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan Komentar kalian !

Satu Komentar kalian memberikan motivasi bagi Kwik, Kwek, Kwak untuk menulis info & review terbaru
Terimakasih😊

No SARA!