[REVIEW BUKU] Hidup Apa Adanya by Kim Suhyun


  • Penulis: Kim Suhyun
  • Ukuran: 13 x 19 cm
  • Tebal: xii + 296 hlm
  • Penerbit: TransMedia Pustaka
  • ISBN: 978-623-7100-29-4
  • Harga: Rp99.000,-
  • Kategori: Pengembangan Diri

Hidup apa adanya (I Decided to Live As Myself)
“Aku harus bisa masuk ke Universitas A karena teman-temanku ingin masuk ke kampus itu.”
“Aku harus bisa diterima di perusahaan B karena teman-teman akan menilaiku sebagai seorang yang sukses.”
“Aku ingin mengubah penampilan seperti dia yang dikagumi banyak lelaki.”
“Aku ingin membeli barang bermerek agar orang-orang menilaiku sebagai orang kaya.”

Lelah ya, kalau harus hidup sesuai dengan pendapat atau penilaian orang lain. Seperti tidak ada habisnya memuaskan penilaian mereka.

HIDUP APA ADANYA membuka pikiran kita bahwa apa pun penilaian dan pendapat orang lain tidak akan memberikan pengaruh pada kehidupan kita, terutama tentang kebahagiaan. Menjadi diri sendiri dan menerima keadaan sesuai dengan porsi yang sesungguhnya akan membuat kita mensyukuri
segala hal yang ada di hidup ini, sekecil apa pun itu.

Temukan serangkaian to-do-list menjalani hidup penuh percaya diri melalui buku yang telah dicetak ulang lebih dari 200 kali ini serta terjual lebih dari 800.000 eksemplar di Korea Selatan dan lebih dari 700.000 eksemplar di Jepang.


Review:

Seringkali kita hidup untuk memenuhi tuntutan orang lain, selalu merasa khawatir akan mengecewakan orang lain. Tapi apakah benar kita harus hidup seperti itu?

Selama #dirumahaja kemarin, Kwik jadi nyoba baca beberapa buku kategori 'esai' dari penulis asal Korea Selatan. Kwik bukan penggemar berat BTS, dan Kwik memutuskan membeli dan membaca buku ini murni karena penasaran dengan judul dan sinopsisnya. Buku ini memang dikenal para pecinta K-pop, khususnya ARMY, karena terlihat di salah satu reality show mereka. Dan memang member BTS dikenal suka membaca buku berjenis esai dan pengembangan diri. Sambutan terhadap buku ini sangat positif, baik di negara asalnya (Korea Selatan) maupun di Jepang.

Hal yang membuat Kwik tertarik dengan buku esai Korea adalah konsep isinya yang tidak monoton dipenuhi tulisan. Beberapa gambar ilustrasi unik yang disisipkan di setiap topiknya membuat pembaca tidak mudah bosan dan jadi lebih mudah membayangkan situasi yang dijelaskan oleh si penulis.

Meskipun merupakan buku terjemahan, tapi tidak sulit bagi kita untuk memahami maksud penulis karena diterjemahkan dengan apik dan dengan pilihan kata yang tidak terlalu kaku namun tetap menyampaikan pesan aslinya dengan baik. Permasalahan dari buku terjemahan adalah terkadang bahasanya terlalu kaku atau penerjemah tidak berhasil membawa nuansa asli yang ingin disampaikan oleh penulis asli ke dalam bahasa kita. Tapi untuk buku ini, Kwik merasa terjemahannya bagus sehingga tidak terlalu terasa bahasa 'terjemahan'-nya.
Desain buku ini menarik hati Kwik... desain sampul yang sederhana tapi bernuansa warna ungu cerah dan ukuran buku yang agak lebih kecil dari ukuran buku atau novel pada umumnya membuat buku ini nyaman dipegang. Selain itu Kwik rasa isinya juga cukup ringan dan mudah dipahami. Tidak berat atau terlalu serius seperti kebanyakan buku inspirasi.

Oke, sekarang kita mulai bahas isinya. Sesuai jenis tulisannya yaitu esai, buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dan pendapat pribadi penulis. Jadi bisa saja kita setuju atau tidak dengan pendapatnya. Karena penulis merupakan orang Korea Selatan, jadi isi buku ini menceritakan bagaimana kehidupan rata-rata orang Korea Selatan, kondisi masyarakatnya, bagaimana hubungan antar-manusia di sana dan semacamnya. Meskipun demikian, ada banyak hal yang juga dapat kita temui di sini dan bahkan mungkin beberapa dari kita merasakan hal yang sama.

Kwik rasa buku ini dapat memberikan hiburan dan pemberi semangat saat kita merasa terpuruk. Seringkali tanpa sadar kita menjalani hidup dengan bersusah-payah memenuhi tuntutan dari orang lain, bisa jadi orang tua, kolega, atau siapapun. Tanpa disadari tuntutan tersebut menjadi beban bagi kita dan kita dibuat lelah olehnya.

Kwik termasuk orang yang sangat memperhatikan pendapat orang lain. Kwik takut dipandang buruk oleh orang lain. Tanpa sadar Kwik jadi menahan perasaan Kwik dan lebih mendahulukan perasaan orang lain. Pada akhirnya Kwik lelah dan ada kalanya Kwik 'meledak'. Membaca buku ini memberikan keberanian bagi Kwik bahwa boleh memperhatikan pendapat dan tuntutan orang lain, tapi tetap kita juga perlu memperhatikan kebutuhan dan kondisi diri sendiri.

Ada beberapa hal dalam buku ini yang Kwik tidak sependapat, namun secara garis besar buku ini memberikan kita saran/cara agar lebih bisa menjalani hidup sebagai diri kita sendiri tanpa peduli pendapat orang lain.

Secara umum Kwik suka dengan buku ini karena memberikan pandangan untuk menjalani hidup dengan apa adanya, yak sesuai dengan judulnya kan... wkwkkwk... Buku ini Kwik rekomendasikan bagi kalian yang mencari bacaan tentang pengembangan diri tapi yang dikemas dengan menarik dan ringan. Terutama bagi kalian yang merasa sering terbebani dengan tuntutan dan pendapat orang... ^_^

Original by Bebek K-po
-Kwik-

1 comments:

  1. Capek juga ya kalau harus menjadi "orang lain" padahal kemampuan kita, kita sendiri yang tahu.

    ReplyDelete

Silahkan tinggalkan Komentar kalian !

Satu Komentar kalian memberikan motivasi bagi Kwik, Kwek, Kwak untuk menulis info & review terbaru
Terimakasih😊

No SARA!