[REVIEW FILM] Mencuri Raden Saleh (2022)

Mencuri Raden Saleh (2022)
  • Sutradara: Angga Dwimas Sasongko
  • Produser: Cristian Imanuell
  • Penulis: Angga Dwimas Sasongko, Husein M. Atmodjo
  • Penata musik: Abel Huray
  • Sinematografer: Bagoes Tresna Aji
  • Penyunting: Hendra Adhi Susanto
  • Perusahaan produksi: Visinema Pictures, Jagartha, Blibli, Astro Shaw
  • Tanggal rilis: 25 Agustus 2022 (Indonesia), 22 September 2022 (Malaysia)
  • Durasi: 154 menit
  • Negara: Indonesia
  • Bahasa: Indonesia
  • Anggaran: Rp 20 miliar

Sinopsis:

Sekelompok mahasiswa, Piko "The Forger", Ucup "The Hacker", Fella "The Negotiator", Gofar "The Handyman", Sarah "The Brute", dan Tuktuk "The Driver" berencana untuk mencuri lukisan bersejarah. Lukisan tersebut adalah Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, yang berada di Istana Presiden dan tak ternilai harganya. Masing-masing memiliki peran dan tugas yang berbeda dalam menjalankan rencana pencurian ini.
Aksi pencurian ini tentunya tidak akan berjalan mudah. Apalagi, lukisan itu disimpan di Istana Presiden yang tentunya memiliki sistem keamanan superketat.

Daftar Pemeran:

Pemeran utama:

  • Iqbaal Ramadhan sebagai Piko Subiakto / Piko 'the Forger'
  • Angga Yunanda sebagai Yusuf Hamdan / Ucup 'the Hacker'
  • Aghniny Haque sebagai Sarah 'the Brute'
  • Rachel Amanda sebagai Fella 'the Negotiator'
  • Umay Shahab sebagai Gofar 'the Handyman'
  • Ari Irham sebagai Tuktuk 'the Driver'

Pemeran pendukung:

  • Tyo Pakusadewo sebagai Permadi, Mantan Presiden
  • Dwi Sasono sebagai Budiman Subiakto, Ayah Piko
  • Atiqah Hasiholan sebagai Dini, Kurator Istana
  • Ganindra Bimo sebagai Arman, Polisi
  • Andrea Dian sebagai Sita, Polisi
  • Muhammad Khan sebagai Rama, Putra Permadi
  • Reza Hilman sebagai Reza, Tamu Pesta
  • Joshua D Pandelaki sebagai Marwan, Ayah Gofar dan Tuktuk
  • Ratna Karya Riantiarno sebagai Nenek Sarah
  • Jenny Zhang sebagai Ibu Fella
  • Tegar Satrya sebagai Gito, Chief of Staff Ibu Fella
  • Frangky Lucas Manuhutu sebagai Doni, Kepala Keamanan Permadi
  • Naura Khollilah Hakim sebagai Vicky
  • William sebagai Juru lelang
(sumber: wikipedia)

Trailer:


Review:

Sejujurnya Kwik tidak terlalu berekspektasi banyak terhadap film ini di awal mula kemunculan beritanya, namun dengan semakin banyaknya cerita dibalik layar proses dan review-review dari para suhu perfilman, akhirnya Kwik tergoda juga untuk melihat gimana sih proyek film 'heist' (alias bertema perampokan) karya anak bangsa ini. Yah... walaupun jadinya agak-agak telat nontonnya... wkwkwk... Setelah mengamati postingan-postingan di balik layarnya, Kwik melihat film ini digarap dengan persiapan yang cukup panjang. Setiap karakter utamanya benar-benar melakukan riset dan mempelajari ciri khas dan kemampuan karakternya. Hal ini juga semakin membuat Kwik penasaran bagaimanakah hasil akhir dari film yang sudah melewati proses panjang dalam pembuatannya ini tersaji di hadapan penonton.

Ide cerita film ini sangat menarik, meskipun alurnya bisa dibilang 'khas' alur film heist lainnya, namun yang unik dalam film ini adalah karakter utamanya adalah anak-anak muda yang sejatinya bukanlah penjahat dan hanya tergiur dengan uang untuk memenuhi kebutuhan dan mewujudkan mimpinya. Bermula dari kebutuhan dan keinginan mencari uang banyak dalam waktu singkat, sekelompok anak muda akhirnya 'terjebak' dalam sindikat kejahatan.

Durasi film yang cukup panjang, sekitar 2,5 jam, agak membuat khawatir ada masa-masa bosan dalam menontonnya. Tapi ternyata 2,5 jam tidak terasa panjang, bahkan masih ada beberapa hal yang terasa masih mengganjal dan butuh penjelasan. Beberapa adegan seperti terpotong, dan kurangnya latar belakang pada beberapa karakter utama membuat seakan ada yang kurang dalam film ini. Namun jika ingin menjelaskan semua hal, bisa-bisa film ini akan berdurasi 3 jam dan malah akan membosankan.

Alur film ini mengikuti pola film bertema heist pada umumnya. Ada saat-saat up & down dan beberapa plot twist yang diletakkan agar membuat film ini semakin menarik. Kwik akui, plot twist-nya agak mengejutkan dan cukup menghibur... simple tapi pas... Hanya saja entah karena sudah sering menonton tema yang mirip, atau memang pembangunan suasananya agak kurang maksimal, Kwik seakan kurang mendapatkan ikatan emosi dengan para karakter dan alur film ini. Menarik tapi datar, kurang greget...

Penggunaan pemain-pemain muda sebagai karakter utama tentu menyajikan angin segar di layar perfilman Indonesia. Penonton jadi disuguhkan wajah-wajah baru, tidak hanya dia dan dia lagi... Pemain-pemain muda ini sebelumnya juga sudah membangun pengalamannya melalui berbagai media, serial pendek dan film-film lain, namun pada beberapa scene masih ada sedikit akting yang kurang natural. Dengan bertambahnya pengalaman dan jam terbang, Kwik yakin kemampuan akting mereka akan terus meningkat, jadi sementara ini Kwik maklumi... wkwkwk... Di sisi lain, ada dukungan penampilan para pemain senior yang membuat film ini semakin berwarna. Walaupun hanya sebagai karakter pendukung, tetap saja mereka performanya keren... (pengalamannya emang beda sih ya... wkkwkwk)

Sinematografi, efek visual serta komputer grafisnya menurut Kwik patut diberi apresiasi dan acungan jempol. Semakin berkembangnya industri digital dan kreatif, serta semakin banyaknya SDM Indonesia yang mumpuni terlihat dari semakin tingginya kualitas film yang digarap seniman-seniman lokal ini. Walaupun kalau dibandingkan dengan film luar mungkin masih terkesan kurang, tapi dengan budget yang ada sudah patut untuk diapresiasi.

Secara umum, Kwik salut dengan sineas-sineas Indonesia yang semakin kreatif dan produktif menghasilkan karya-karya baru yang semakin berkualitas. Memang masih banyak yang bisa ditingkatkan, namun sudah cukup memuaskan. Film ini Kwik rekomendasikan bagi kalian yang suka film bergenre aksi.
Rating dari Kwik: 7,5/10

Original by Bebek K-po
-Kwik-

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan Komentar kalian !

Satu Komentar kalian memberikan motivasi bagi Kwik, Kwek, Kwak untuk menulis info & review terbaru
Terimakasih😊

No SARA!